Manusia Nilai, Moral dan Hukum - Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan Individudalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Ayahmerupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana cash. - Setiap hari besar seperti lebaran Idul Fitri, Natal, dan Imlek, yang biasanya diadakan setahun sekali dan jadi ajang silaturahmi dengan keluarga besar atau mudik. Perayaannya juga diadakan dengan meriah karena memiliki kesakralannya. Namun, tak semuanya merasa nyaman dengan kegiatan tahunan untuk kumpul keluarga itu. Alasannya, kerap kali dalam momen itu pihak keluarga melontarkan pertanyaan yang mengganggu atau menyudutkan mereka atas pencapaian hidup. Pertanyaan itu seperti "kapan kamu lulus?", "kerja dimana sekarang?", "berapa gaji kamu?" , hingga "sudah setua ini, kenapa kamu belum menikah?". Bagaimana menyikapinya? Baca Juga Lebaran Dua Kali, Umat Islam Bisa Dapat THR Dua Kali pada Tahun 2033 Menurut Ariel Obadyah dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, pertanyaan-pertanyaan ini maklum dilontarkan dalam momen kumpul keluarga, terutama di hari-hari raya. Hal itu dikarenakan tak semua anggota keluarga besar mengetahui dan melihat perjuangan hidup anggotanya yang lain di luar pertemuan tahunan itu. "[Pertanyaan-pertanyaan] Ini sebuah metode untuk ngobrol, ini untuk berkomunikasi satu sama lain adalah dengan bertanya," terangnya saat dihubungi National Geographic Indonesia, Senin 10/05/2021. "Itu bentuk umum yang mudah dilakukan untuk berkomunikasi. Apa lagi yang setahun sekali." Ia menambahkan, jika dilihat dari sudut pandang masyarakat Timur yang kolektif dan diadopsi masyarakat Indonesia, batas privasi suatu individu dianggap kurang. Berbeda dengan gaya komunikasi budaya Barat yang individualis, memahami hak individu dan menjaga batasan. Baca Juga Makan Malam Imlek Budaya Kumpul Keluarga dan Meja Bundar IST Setiap lebaran, keluarga besar berkumpul untuk berbagi cerita kehidupan atau sekadar menjalin kedekatan dalam persaudraan. Meski budaya kolektif memandang urusan pribadi harus diketahui secara bersama, pertanyaan-pertanyaan ini memiliki motif yang buram. Bisa saja bukan untuk sekedar basa-basi biasa, melainkan untuk mengetahui pencapaian seseorang atau untuk membandingkan seseorang dengan dirinya. "Nah, dari pertanyaan-pertanyaan seperti itu, dia penanya itu bisa mengukur apa dirinya payah, apa kita yang ditanya tertinggal, apa dia lebih unggul. Jadi ini alat untuk menilai dirinya," lanjut Ariel. Selain untuk dengan diri penanya, pertanyaan juga bisa digunakan untuk membandingkan seseorang dengan pihak lain. Pihak lain ini bisa saja merupakan bagian anggota keluarga atau bukan. Orang seperti ini menganggap membanding-bandingkan adalah hal yang wajar, ungkap Ariel. Lewat pertanyaan yang dilontarkannya, cenderung seseorang sudah memiliki pendapat yang dianggapnya ideal Baca Juga Mengapa Kita Mudah Memaafkan Saat Lebaran tapi Tidak di Waktu Lain? Misal, Anda adalah pengangguran dan memiliki sepupu yang sudah memiliki usaha, sedangkan. Kemudian Anda ditanya oleh paman Anda yang bukan ayah dari sepupu itu. Sepupu Anda otomastis menjadi standar paman Anda. Standar ini kemudian menjadi kebanggaannya. Sama ibaratnya jika Anda menganggap tim sepak bola yang ideal adalah yang berhasil menjuara Liga Champion. Bila sering menyasikan pertandingan itu, Anda kemudian menganggap tim yang juara adalah yang ideal, sedangkan tim lain tidak. "Kita enggak bisa pisahkan orang dari opininya. Itu yang jadi pandangani dia. Itu kenyataannya kalau mereka punya standar opini-meski tidak menghidupinya, dan merasa mereka benar," papar Ariel. Cara menghadapi pertanyaan Untuk menghadapi momen bertemu keluarga besar, banyak yang kerap merencanakan jawaban apa yang harus diberikan. Bahkan mungkin Anda bisa saja menciptakan suatu skenario untuk berbohong. Bagi Ariel, berbohong bisa saja memanipulasi penanya. Tetapi akan berbahaya apabila penanya akan mengecek kebenarannya, seperti bertanya lebih lanjut dengan anggota keluarga yang paling dekat. Efeknya bisa mengakibatkan konflik jangka panjang dalam keluarga. Baca Juga Seperti Apa Cahaya Natal dan Ramadan Bila Dilihat dari Luar Angkasa? Maka saran terbaik untuk menghadapinya adalah jujur. Kadar kejujuran ini bisa diberikan tergantung kasus seperti alasan apa yang harus diberikan. Misal, apabila Anda ditanya "Sudah umur segini, kenapa belum nikah juga?". Maka, berilah alasan yang jujur terkait kondisi Anda seperti masih fokus dengan aktivitas sendiri, belum memiliki calon pasangan, atau kondisi belum siap nikah lainnya yang sedang dihadapi. Setelah itu kendalikan percakapan untuk membahas betapa asiknya kesibukan yang membuat Anda belum menikah juga. "Kalau ada yang basa-basi, dia mau cepat pergi kok, apalagi kalau dia yang suka membandingkan mau melihat kemenangannya," jelas Ariel. "Anda tahu kok dia mau menjatuhkan atau bukan. Kalau mau singkat, hindari berbicara dengannya." Kita bisa melihat karakteristik anggota keluarga dengan melihat polanya, atau berdasarkan anggota keluarga terdekat lainnya. Sebaiknya untuk menghindari dan meverifikasi karakternya karena belum kenal, "cukup wait and see." Rahmad Azhar Hutomo / National Geographic Indonesia Selepas beribadah di klenteng malam hari, esok harinya warga keturunan Tionghoa saling mengunjungi sanak saudara guna mempererat tali persaudaraan. Tradisi yang sangat mirip kaum Muslimin bersilaturahmi saat lebaran. Saran untuk yang memberikan pertanyaan Tak hanya untuk kalangan mereka yang sering ditanyakan, anggota keluarga lain yang kerap memberikan pertanyaan harus menyadari betapa rawannya suatu ucapan. Jika hendak berkomunikasi dengan ponakan atau anggota keluarga lainnya, ketahui terlebih dahulu apa tujuan Anda ingin bertanya. Agar menghindari perkataan yang menyinggung, sebaiknya Anda lebih sering mendengarkan. "Memang bertanya itu perlu di kumpul keluarga. Tapi saya enggak akan menanya sesuaty yang membuatnya defensif seperti "Kenapa kamu enggak lulus-lulus juga?", saya cenderung "kamu ngapain saja selama ini, ada peristiwa apa?". Kemudian saya pilih dengar ceritanya," jelas Ariel memberikan contoh kasus. Baca Juga Kumpul keluarga Jangan menginterupsi ceritanya, biarkan anggota keluarga itu menjawab. Mungkin mereka sudah memiliki solusi, sehingga Anda tak perlu menceramahinya. "Pelajaran pertama dalam komunikasi adalah jadi pendengar baik, kita harus cek dulu, jangan langsung menyerang masuk dengan asumsi kita. Apalagi kalau kita dengarnya dari pihak yang lain." Jika dia memiliki solusi atas masalah yang dihadapinya, berilah dorongan yang membuatnya semangat menjalani hidup. Tetapi jika anggota keluarga bertanya untuk sebuah solusi, Anda bisa memberikan jawaban yang bisa membantunya. Apabila masalahnya di luar kemampuan, Anda bisa menyarankannya untuk meminta bantuan ke anggota keluarga lain atau pihak lain. PROMOTED CONTENT Video Pilihan 1 Comment s'appelle la mรจre de votre mรจre pour vous ? Votre mรจre-grandVotre grand-mรจreVotre mamรฉ 2 Comment s'appelle le pรจre de votre pรจre pour vous ? Votre pรจre-grandVotre papรฉVotre grand-pรจre 3 Comment s'appelle l'enfant de votre mรจre pour vous ? Votre frรจre / soeurVotre cousinVotre pรจre est un service gratuit financรฉ par la publicitรฉ. Pour nous aider et ne plus voir ce message 4 Comment s'appelle l'enfant de votre oncle pour vous ? Votre frรจreVotre mรจreVotre cousin 5 Quel est le masculin de "marraine" ? 6 Par exemple vous avez un enfant, qui sera-t-il pour votre mรจre ? Son filsSon petit-filsSon frรจre 7 Il existe 2 sortes d'hommes, lesquels ? L'homme et la femmeLa femme et le fรฉlinL'homme et le parasite 8 Quel est le cousin qui n'existe pas ? Cousin-รฉloignรฉCousinCousin-couse 9 Comment ne peut-on pas appeller sa mรจre ? 10 Pourquoi ne peut-on pas frapper violemment ses enfants ? Car c'est interdit par la loiCar on ne sait pasCar il y a des chances de les faire rire Teks Jawaban mengenal peran Islam dalam membangun dan mengatur keluarga dan perlindungannya. Maka kita harus mengetahui keluarga dahulu sebelum Islam dan menurut barat pada zaman ini. Dahulu keluarga sebelum Islam berdiri di atas kesewengan dan kezaliman. Semua urusan dipegang para lelaki saja. Dahulu wanita atau anak perempuan terzalimi dan terhina. Contohnya adalah kalau lelaki meninggal dunia dan meniggalkan istri, maka anak dari istri lainnya berhak menikahi dan mengaturnya dan melarangnya untuk menikah. Bahkan dari kalangan lelaki saja yang mendapatkan warisan, adapun para wanita atau anak-anak tidak ada bagian untuknya. Sehingga pandangan terhadap kedudukan wanita, baik itu ibu, anak perempuan atau saudara perempuan adalah pandangan aib dan kehinaan. Karena memungkinkan untuk ditawan sehingga menjadikan kehinaan dan aib baginya. Makanya, seorang suami dahulu mengubur anak perempuannya hidup-hidup padahal masih kecil dan menyusui. Sebagaimana firman Allah Taโ€™ala ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุจูุดู‘ูุฑูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ู’ ุจูุงู„ู’ุฃูู†ู’ุซูŽู‰ ุธูŽู„ู‘ูŽ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ู…ูุณู’ูˆูŽุฏู‘ู‹ุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูƒูŽุธููŠู…ูŒ . ูŠูŽุชูŽูˆูŽุงุฑูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู…ู ู…ูู†ู’ ุณููˆุกู ู…ูŽุง ุจูุดู‘ูุฑูŽ ุจูู‡ู ุฃูŽูŠูู…ู’ุณููƒูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู‡ููˆู†ู ุฃูŽู…ู’ ูŠูŽุฏูุณู‘ูู‡ู ูููŠ ุงู„ุชู‘ูุฑูŽุงุจู ุฃูŽู„ูŽุง ุณูŽุงุกูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽุญู’ูƒูู…ููˆู†ูŽ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู†ุญู„ 58-59 โ€œDan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah merah padamlah mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hidup-hidup ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.โ€ QS. An-Nahl 58-59 Dahulu keluarga berdasarkan pemahaman lebih luas kabilah berdiri atas dasar saling membela satu sama lain meskipun dalam kezaliman atau lainnya. Ketika Islam datang, semua itu dihapus dengan menegakkan keadilan dan memberikan hak kepada yang punya sampai kepada anak yang menyusu. Sampai bayi yang gugur mendapatkan penghormatan dan penghargaan dengan mensholatinya. Orang yang memandang keluarga barat sekarang, akan mendapatkan keluarga berantakan tidak teratur. Kedua orang tua tidak dapat mengendalikan anak-anaknya. Baik secara pemikiran maupun akhlak. Anak lelaki berhak pergi kemana saja yang dikehendakinya begitu juga anak perempuan berhak duduk dengan siapa saja yang dikehendakinya. Tidur dengan siapa saja yang dikehendakinya, atas nama kebebasan dan memberikan hak-haknya. Selanjutnya apa hasilnya? Keluarga berantakan. Anak-anak lahir tanpa ada pernikahan. Para bapak dan ibu tidak bertanggungjawab dan bagian untuk mereka sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian pemikir, โ€œKalau anda ingin mengetahui hakekat mereka, maka pergilah ke penjara, rumah sakit, panti jompo. Para anak tidak mengenal ayahnya kecuali pada perayaan dan moment tertentu.โ€ Kesimpulannya, tatanan keluarga dalam ajaran non Islam berantakan, maka Islam datang untuk menjaga kekokohan keluarga dan melindunginya dari gangguan, juga menjaga untuk kelurusannya serta memberikan peran penting bagi setiap anggota keluarga dalam kehidupannya. Maka Islam memuliakan wanita, baik ibu, anak perempuan maupun saudara perempuan. Memuliakan ibu berlandaskan hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anha, beliau berkata ุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญูŽู‚ู‘ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุจูุญูุณู’ู†ู ุตูŽุญูŽุงุจูŽุชููŠุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ "ุฃูู…ู‘ููƒูŽ" ู‚ูŽุงู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ "ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูู…ู‘ููƒูŽ" ู‚ูŽุงู„ูŽ " ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ "ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูู…ู‘ููƒูŽ" ู‚ูŽุงู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ "ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุจููˆูƒูŽ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠุŒ ุฑู‚ู… 5626 ุŒ ูˆู…ุณู„ู…ุŒ ุฑู‚ู… 2548 โ€œSeseorang mendatangi Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam seraya bertanya, โ€œWahai Rasulullah siapa orang yang paling berhak untuk dipergauli secara baik? Beliau bersabda, โ€œIbumu.โ€ Dia berkata, โ€œKemudian siapa lagi?โ€™ Beliau berkata, โ€œKemudian Ibumu.โ€™ Dia berkata, โ€œKemudian siapa lagi?โ€™ Beliau berkata, โ€œKemudian Ibumu.โ€™ Dia berkata, โ€œKemudian siapa?โ€™ Beliau berkata, โ€œKemudian ayahmu.โ€ HR. Bukhori, no. 5626 dan Musim, no. 2548. Tentang memuliakan anak perempuan. Bersumber dari hadits Abi Said Al-Hudri, sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda " ู…ู† ูƒุงู† ู„ู‡ ุซู„ุงุซ ุจู†ุงุช ุฃูˆ ุซู„ุงุซ ุฃุฎูˆุงุช ุฃูˆ ุงุจู†ุชุงู† ุฃูˆ ุฃุฎุชุงู† ูุฃุญุณู† ุตุญุจุชู‡ู† ูˆุงุชู‚ู‰ ุงู„ู„ู‡ ููŠู‡ู† ุฏุฎู„ ุงู„ุฌู†ุฉ ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ุญุจุงู† ููŠ ุตุญูŠุญู‡ 2 / 190 โ€œSiapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu merawatnya dengan baik serta bertakwa kepada Allah atasnya, maka akan masuk surga.โ€ HR. Ibnu Hibban di Shahihnya, no .2/190. Adapun memuliakan istri, berdasarkan hadits dari Aisyah, dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฎูŽูŠู’ุฑููƒูู…ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑููƒูู…ู’ ู„ุฃูู‡ู’ู„ูู‡ูุŒ ูˆูŽุฃู†ูŽุง ุฎูŽูŠู’ุฑููƒูู…ู’ ู„ุฃูŽู‡ู’ู„ููŠ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠุŒ ุฑู‚ู… 3895 ูˆุญุณู‘ูŽู†ู‡ โ€œSebaik-baik kamu semua adalah yang terbaik kepada istrinya dan saya yang terbaik kepada istriku.โ€ HR. Tirmizi, no. 3895 dan beliaun menyatakan sebagai hadits hasan Islam memberikan wanita haknya dalam warisan dan lainnya. Memberikan haknya seperti lelaki dalam banyak urusan. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกูŽ ุดูŽู‚ูŽุงุฆูู‚ู ุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ููŠ ุณู†ู†ู‡ุŒ ุฑู‚ู… 236 ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุนุงุฆุดุฉ ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ููŠ ุตุญูŠุญ ุฃุจูŠ ุฏุงูˆุฏุŒ ุฑู‚ู… 216 โ€œPara wanita adalah saudara para lelaki.โ€ HR. Abu Daud dalam sunannya, no. 236 dari hadits Aisyah dinyatakan shahih oleh Albani dalam Shahih Abu Daud, no. 216 Islam mengajarkan agar berlaku baik kepada istri, dan seorang wanita diberi kebebasan memilih suami dan menjadikan hal itu bagian terbesar tanggung jawab dalam mendidik anak. Islam menjadikan ayah dan ibu tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma sesungguhhnya beliau mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda ูƒูู„ู‘ููƒูู…ู’ ุฑูŽุงุนูุŒ ูˆูŽู…ูŽุณู’ุคููˆู„ูŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ู , ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฑูŽุงุนู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุณู’ุคููˆู„ูŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ู , ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูููŠ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ุฑูŽุงุนู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุณู’ุคููˆู„ูŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ู , ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชู ุฒูŽูˆู’ุฌูู‡ูŽุง ุฑูŽุงุนููŠูŽุฉูŒ ูˆูŽู‡ููŠูŽ ู…ูŽุณู’ุคููˆู„ูŽุฉูŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ูŽุง , ูˆูŽุงู„ู’ุฎูŽุงุฏูู…ู ูููŠ ู…ูŽุงู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู‡ู ุฑูŽุงุนู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุณู’ุคููˆู„ูŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ู ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠุŒ ุฑู‚ู… 853ุŒ ูˆู…ุณู„ู…ุŒ ุฑู‚ู… 1829 โ€œMasing-masing kalian bertanggung jawab terhadap yang diurusnya. Imam bertanggung jawab dan akan ditanyakan tentang rakyatnya. Suami bertanggung jawab terhadap istrinya dan dia akan ditanyakan. Istri bertanggung jawab atas rumah suaminya dan dia akan ditanyakan. Pembantu bertanggung jawab atas harta majikannya dan akan ditanyakan tanggung jawabnya.โ€ HR. Bukhari, no. 853 dan Muslim, no. 1829. Islam sangat berusaha menumbuhkan penghormatan dan pemuliaan terhadap para ayah dan ibu dengan memelihara dan taat terhadap perintahnya hingga meninggal dunia. Allah subhanaahu wa taโ€™ala berfirman ูˆูŽู‚ูŽุถูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ุชูŽุนู’ุจูุฏููˆุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ูˆูŽุจูุงู„ู’ูˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ู†ู ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู‹ุง ุฅูู…ู‘ูŽุง ูŠูŽุจู’ู„ูุบูŽู†ู‘ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ุงู„ู’ูƒูุจูŽุฑูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽูˆู’ ูƒูู„ูŽุงู‡ูู…ูŽุง ููŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ูู„ู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุฃููู‘ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽู‚ูู„ู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ูƒูŽุฑููŠู…ู‹ุง ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฅุณุฑุงุก 23 โ€œDan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.โ€ QS. Al-Isra 23 Islam menjaga keluarga pada kehormatan, iffah, kesucian dan nasabnya. Sehingga menganjurkan untuk menikah dan melarang ikhtilat campur baur antara lelaki dan perempuan. Menjadikan setiap individu dalam keluarga mempunyai peran penting. Ayah dan ibu menjaga dan pendidikan islam. Anak-anak mendengarkan dan mentaati. Menjaga hak para ayah dan ibu berlandaskan kecintaan dan pengagungan. Ini semua bukti terbesar berupa ketangguhan keluarga dalam Islam dan diakui para musuh. Masih banyak nash-nash lainnya yang tidak cukup tempat untuk disebutkan. Islam telah menjadikah hak ibu atas anaknya agar memberikan nafkah kepadanya kalau membutuhkan nafkah. Selagi mampu dan bisa. Oleh karena itu tidak dikenal orang Islam sepanjang zaman bahwa wanita ditinggalkan di panti jompo atau dikeluarkan oleh anaknya dari rumah atau anak-anaknya menolak memberikan nafkah kepadanya atau membutuhkan keberadaannya bekerja untuk makan dan minum. Islam memuliakan wanita sebagai istri. Maka para suami diwasiatkan untuk berbuat baik kepadanya dan dalam mempergauilinya. Diberitahukan bahwa ia mempunyai hak seperti suami melainkan suami mendapatkan satu derajat lebih tinggi, karena tanggung jawab dalam memberi nafkah dan menanggung urusan keluarga. Dinyatakan pula bahwa orang Islam terbaik dan termulia adalah yang terbaik dalam memperlakukan istrinya. Diharamkan mengambil hartanya tanpa ridha istrinya. Di antara firman Allah ูˆูŽุนูŽุงุดูุฑููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู†ุณุงุก 19 โ€œDan bergaullah dengan mereka secara patut.โ€ QS. AN-Nisa 19 Dan firman-Nya ูˆูŽู„ูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ู…ูุซู’ู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ูˆูŽู„ูู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุฉูŒ ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽุฒููŠุฒูŒ ุญูŽูƒููŠู…ูŒ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุจู‚ุฑุฉ 228 โ€œDan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.โ€ QS. Al-Baqarah 228 Dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam ุงุณู’ุชูŽูˆู’ุตููˆุง ุจูุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠุŒ ุฑู‚ู… 3331 ูˆู…ุณู„ู…ุŒ ุฑู‚ู… 1468 โ€œPerlakukan para wanita dengan baik.โ€ HR. Bukhori, no. 3331 dan Muslim, no. 1468. Dan sabdanya ุฎูŽูŠู’ุฑููƒูู…ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑููƒูู…ู’ ู„ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฎูŽูŠู’ุฑููƒูู…ู’ ู„ุฃูŽู‡ู’ู„ููŠ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠุŒ ุฑู‚ู… 3895 ูˆุงุจู† ู…ุงุฌู‡ุŒ ุฑู‚ู… 1977 ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ููŠ ุตุญูŠุญ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ โ€œSebaik-baik kamu adalah yang terbaik kepada istrinya dan saya terbaik kepada istriku.โ€ HR. Tirmizi, no. 3895, Ibnu Majah, no. 1977 dinyatakan shahih oleh Albani dalam Shahih Tirmizi Islam juga memuliakan anak wanita. Maka dianjurkan dalam mendidik dan mengajarkannya serta menjadikan pendidikan anak wanita dengan pahala besar. Di antara sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam ู…ูŽู†ู’ ุนูŽุงู„ูŽ ุฌูŽุงุฑููŠูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุจู’ู„ูุบูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ุฃูŽู†ูŽุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูˆูŽุถูŽู…ู‘ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนูŽู‡ู ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…ุŒ ุฑู‚ู… 2631 โ€œSiapa yang mendidik dua anak wanita sampai balig, maka dia bersamaku akan datang pada hari kiamat seraya menyatukan jemarinya.โ€ HR. Muslim, no. 2631 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 3669, dari Uqbah bin Amir radhiallahu anhu, dia berkata, aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุซูŽู„ุงุซู ุจูŽู†ูŽุงุชู ุŒ ููŽุตูŽุจูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุทู’ุนูŽู…ูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุณูŽู‚ูŽุงู‡ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽูƒูŽุณูŽุงู‡ูู†ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุฌูุฏูŽุชูู‡ู ูƒูู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ุญูุฌูŽุงุจู‹ุง ู…ูู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ููŠ ุตุญูŠุญ ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ โ€œSiapa yang mempunyai tiga anak wanita dan bersabar atasnya, mereka diberinya makan, minum dan pakaian kepadanya dari kelebihannya. Maka mereka akan menjadi tameng baginya dari neraka pada hari kiamat.โ€ Dinyatakan shahih oleh Albani dalam Shahih Ibnu Majah Islam juga memuliakan wanita sebagai saudara perempuan, bibi dari ayah dan bibi dari ibu. Maka diperintahkan menyambung kerabat. Serta menganjurkan hal itu. Mengharamkan untuk memutuskannya dalam banyak nash. Di antaranya sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุŒ ุฃูŽูู’ุดููˆุง ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงู…ูŽ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุทู’ุนูู…ููˆุง ุงู„ุทู‘ูŽุนูŽุงู…ูŽ ุŒ ูˆูŽุตูู„ููˆุง ุงู„ุฃูŽุฑู’ุญูŽุงู…ูŽ ุŒ ูˆูŽุตูŽู„ู‘ููˆุง ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู†ููŠูŽุงู…ูŒ ุŒ ุชูŽุฏู’ุฎูู„ููˆุง ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ ุจูุณูŽู„ุงู…ู ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ุŒ ุฑู‚ู… 3251 ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ููŠ ุตุญูŠุญ ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ โ€œWahai Manusia, sebarkan salam, berikan makanan, sambung kerabat silaturahim, shalatlah malam hari dikala manusia sedang tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat.โ€ HR. Ibnu Majah, no. 3251, dinyatakan Shahih oleh Albani dalam Shahih Ibnu Majah Diriwayatkan Bukhari, no. 5988, dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman โ€“tentang kerabat rahim ู…ูŽู†ู’ ูˆูŽุตูŽู„ูŽูƒู ูˆูŽุตูŽู„ู’ุชูู‡ู ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุทูŽุนูŽูƒู ู‚ูŽุทูŽุนู’ุชูู‡ู โ€œSiapa yang menyambungmu, maka saya akan menyambungnya dan siapa yang memutuskanmu, maka saya akan memutuskannya.โ€ Terkadang semua sisi ini terkumpul pada satu wanita. Sehingga dia menjadi istri, anak wanita, ibu, saudara perempuan, bibi dari ayah dan bibi dari ibu. Sehingga dia mendapatkan kemuliaan semua ini. Secara umum, Islam mengangkat harkat wanita, menyamakan antara dia dengan lelaki pada banyak hukum. Dia diperintahkan seperti beriman, taat, sama dalam memberikan pahala di akhirat. Dia juga mempunyai hak berpendapat, memberi nasehat, memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran, berdakwah kepada Allah. Dan dia juga mempunyai hak memiliki, menjual dan membeli, mendapat warisan, bersodaqah dan memberi hibah. Tidak diperkenankan seorangpun mengambil hartanya tanpa rihanya. Dia juga mempunyai hak hidup mulia, tidak diganggu, tidak dizalimi, mendapatkan hak belajar. Bahkan wajib belajar apa yang dibutuhkan untuk agamanya. Siapa yang membandingkan antara hak-hak wanita dalam Islam dan apa yang terjadi waktu jahiliyah atau kebudayaan lain, akan mengetahui hakekatnya apa yang telah saya katakan. Bahkan dipastikan bahwa wanita belum pernah dimuliakan lebih besar sebagaimana Islam memuliakannya. Tidak perlu menyebutkan kondisi wanita di masyarakat Yunani, Persia atau Yahudi. Hingga masyarakat Kristen, mempunyai posisi yang jelek terhadap wanita. Telah berkumpul para pendeta di Konvensi Macoonโ€™ untuk membahas Apakah wanita itu jasad saja atau jasad tanpa ruh? Pendapat yang dimenangkan bahwa wanita kosong dari ruh yang menyelamatkan. Tidak ada yang dikecualikan selain Maryam alaihas salam saja. Orang Perancis mengadakan Konferensi tahun 586 M untuk membahas tentang wanita Apakah dia mempunyai ruh atau tidak? Kalau dia mempunyai ruh, apakah ruh hewan atau ruh manusia? Terakhir kali mereka menetapkan bahwa dia adalah manusia, akan tetapi diciptakan hanya untuk melayani lelaki saja. Parlemen Inggris mengeluarkan keputusan pada masa Henry kedelapan yang melarang wanita membaca Perjanjian Baruโ€™ karena ia termasuk najis. Undang-undang Inggris hingga tahun 1805 M terdapat aturan laki-laki dibolehkan menjual istrinya dan telah ditentukan harga istri 6 Bins. Pada zaman modern, wanita dikeluarkan dari rumah setelah berumur 18 tahun agar memulai kerja dan mengapatkan sesuap makanan untuk hidup. Kalau tidak menyukai dan tetap tinggal di rumah, maka dia harus membayar kepada kedua orang tuanya sewa kamar, harga makanan dan cucian pakaiannya. silahkan lihat Audatul Hijab, 2/47-56. Bagaimana dibandingkan hal ini dengan Islam yang memerintahkan untuk berbuat baik dan memuliakannya serta memberikan nafkah kepadanya? Kedua Sementara perubahan hak-hak ini sepanjang masa, bukan perubahan mendasar dan orisinil teori. Sementara dari sisi realisasi. Yang tidak diragukan lagi bahwa masa keemasan dalam Islam, dimana umat Islam paling banyak merealisasikan syareat Tuhannya. Di antara hukum syariat ini adalah berbakti kepada ibu, berbuat baik kepada istri, anak perempuan, saudara perempuan dan para wanita secara umum. Kelemahan dalam masalah agama akan menimbulkan kekurangan dalam pelaksanaan hak-hak ini. Akan tetapi akan senantiasa ada sekelompok orang yang berpegang teguh terhadap agamanya sampai hari kiamat dengan merealisasikan syariat Tuhannya. Mereka itu yang lebih layak menghormati wanita dan memenuhi hak-haknya. Meskipun banyak di kalangan umat Islam yang lemah dari sisi keagamaannya sekarang, cuma wanita masih tetap pada posisi dan kedudukannya, baik sebagai ibu, anak perempuan, istri maupun saudara perempuan. Tanpa mengenyampingkan adanya fakta kekurangan atau kezaliman atas hak-hak wanita pada sebagian orang. Masing-masing hendaknya menanyakan pada dirinya.

pertanyaan tentang individu keluarga dan masyarakat