II 3. Pembuatan Minyak Kelapa Proses pembuatan minyak kelapa ada berbagai macam cara antara lain, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut 1) Cara Basah Cara ini relatif sederhana. Daging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan
Minyaksayur agar lebih lembut teksturnya kurang lebih sebanyak 7 sendok makan. Susu kental manis kurang lebih sebanyak 1 bungkus sachet saja. Langkah Membuat Bolu Pisang Kukus Pandan: Pertama tentu saja siapkan panci kukusan dan olesi loyang yang akan digunakan dengan sedikit minyak lalu beri sedikit tepung atau dialasi dengan kertas roti.
DaftarIsi. 1 Cara Mudah Membuat Pakan Ikan Nila Bagi Pemula. 1.1 Mengurangi Beban Tetap Untuk Pakan Nila. 1.2 Bahan-Bahan Untuk Pakan Nila. 1.3 Cara Dasar Membuat Pelet Nila. 1.4 Penggunaan Mesin Untuk Pelet Apung. 1.5 Pelet Mudah Yang Bisa Dimodifikasi. 1.6 Share this:
Vay Tiền Nhanh. Manfaat Apa manfaat minyak ikan? Minyak ikan adalah ekstrak lemak ikan. Minyak ikan dapat diperoleh dari memakan ikan secara langsung atau melalui suplemen. Minyak ikan kaya kandungan asam lemak omega 3 yang penting untuk kesehatan Anda. Ikan yang terkenal kaya akan asam lemak omega‐3 yaitu salmon, makarel, tuna, sturgeon, mullet, bluefish, ikan teri, sarden, herring, trout, dan menhaden. Suplemen minyak ikan biasanya terdapat sedikit kandungan vitamin E. Bisa juga dikombinasikan dengan kalsium, zat besi, atau vitamin A, B1, B2, B3, C, atau D. Minyak ikan biasa digunakan untuk banyak kondisi kesehatan, tapi paling sering digunakan untuk masalah jantung dan sistem darah. Beberapa orang menggunakan minyak ini untuk menurunkan tekanan darah atau trigliserida lemak yang berhubungan dengan kolesterol. Bukti ilmiah membuktikan bahwa minyak ikan adalah suplemen yang bermanfaat untuk menurunkan trigliserida, hingga mencegah penyakit jantung dan stroke ketika digunakan sesuai dosis yang direkomendasikan. Minyak ikan juga umum digunakan sebagai “makanan otak” yang dapat membantu mengatasi depresi psikosis, attention deficit‐hyperactivity disorder ADHD, penyakit Alzheimer, dan kelainan pada otak lainnya. Beberapa orang lainnya menggunakan minyak ikan untuk mengobati mata kering, glaukoma, dan macular degeneration AMD yaitu kondisi umum pada orang tua yang dapat menyebabkan masalah serius pada penglihatan. Wanita terkadang mengonsumsi minyak ini untuk mencegah rasa nyeri pada saat haid, nyeri pada payudara dan komplikasi dengan kehamilan seperti keguguran, tekanan darah tinggi pada kehamilan preeklampsia, dan persalinan dini. Minyak ikan juga digunakan untuk diabetes, asma, kelainan perkembangan koordinasi, kelainan pergerakan, disleksia, obesitas, penyakit ginjal, tulang lemah osteoporosis, penyakit tertentu yang berhubungan dengan nyeri dan bengkak seperti psoriasis, dan mencegah penurunan berat badan akibat obat kanker.
By Muhamad Fauzi R Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air Winarno, 1995 dalam Purbosari, 1999. Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan fish liver oil yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan body oil seperti halnya minyak ikan lemuru Moeljanto, 1982 dalam Purbosari, 1999. Minyak ikan lemuru mengandung asam lemak berikatan rangkap, misalnya Eicosa Pentanoat Acid EPA, dan Deocosa Hexaenoat Acid DHA, dengan nama populernya asam lemak omega-3. Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan secara organoleptik, yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gr/100 gr, angka penyabunaan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.Murtini et al., 1992 dalam Purbosari, 1999. Minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping dari pengolahan tepung ikan dan ikan kaleng sering banyak mengandung banyak kotoran. kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama adalah kotoran yang tidak larut dalam minyak kotoran fisik, air dan protein, kedua adalah kotoran yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak fosfatida dan karbohidrat dan ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida, senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan Irianto, 2002. Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode Wet Rendering dan ekstraksi dengan praktikum minyak ikan dilakukan metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi pemasakan dan pengeringan dengan mengguanakan uap panas pada keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan tepung ikan dan dilakukan pengepresan untuk memisahkan tepung dan minyak ikan Piggot, 1967 dalam Hakim, 1995 Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, degumming, nertlasisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi Irianto, 2002. Tjuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakansebagi bahan mentah dalam industry Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999. Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnia tergantung pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan yaung, 1982 dalam Purbosari, 1999. Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil damping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari kotoran visual ditentukan kandunga asam lemak bebasnya free fatty acid/FFA Irianto, 2002. Deguming merupakan proses pemisahan getah dan lender yang terdiri Dri fosfatida, protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999. Degumming dilakukan dengan penambahan NaCl 8% kedalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Larutan NaCl yang ditambahkan sebanyak 40% dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan pengadukan Irianto, 2002. Sedangkan menurut Devine dan Williams 1961 dalam Purbosari, 1999, proeses degumming dilakukan dengan menambahkan NaOH 2-3% air atau larutan NaCl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugas pada suhu 30-50oC. Getah fosfatida akan terpidahkan pada sentrifuse sebanyak 3,5% dari minyak asal. Netralisasi adalah suatu prosesuntuk memisahkan asam lemak bebas dari mynak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun soap stoc Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999. Menurut Irianto 2002, netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah mengalami proses degumming. LArutan NaOH 1N ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yang ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai berikut %NaOH = %FFA x 0,142Sedangkan menurut Windsor dan Barlow 1981 dalam Purbosari 1999, proses netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya untuk membebaskan asm lemak bebas dengan mempentuksabun dan membantuk mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak diiingainkan. Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik Stansbay, 1990 dalam Purbosari, 1999, yaitua Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas dan membantu Gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan oleh Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal. Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah konsentrasi alkali, suhu, pengadukan dan pencucian Mahatta, 1977 dalam Purbosari, 1999. Selanjutnya minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Lapisan sabun berada pada lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah. Kemudian sabun tersebut diambil. Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu air yang terpisah dibuang Irianto, 2002. Reaksi penyabunan mono dan digliserida dapat dilihat pada Gambar 2. Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan menghilangkan getah gum yang ada dalam minyak Windsor dan Barlow, 1981 dalam Charita, 1995. Pemucatan dilakukan dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara. Minyak dipanaskan pada suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban ditambahkan saat minyak mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain warna, diserap pula suspensi koloid dan hasil degradasi minyak seperti peroksida Irianto, 2002. Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah suhu, waktu, tekanan Mahatta, 1977 dalam Chairita, 1995. Deodorasai adalah suatu tahap proses pemurnian minyakyang bertujuan untuk menghilankan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulinagan minyak dengan uap panas pada tekana atamosfer atau keadaan hampa Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995. Proses deodorasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah kursng lebih 10 mmHg, sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengankut senyawa yang dapat menguap Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995. Setelah proses deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan Irianto, 20002.Referensi Irianto H. E. 2002. Diversifikasi Pengolahan Produk Perikanan. Jakarta Departemen Kelautan dan Perikanan.
Saat menyediakan masakan ikan untuk restoran, pilihan minyak goreng sangatlah penting untuk dipertimbangkan. Jika nibblers salah memilih, bisa-bisa tekstur masakan ikan deep fry yang dihasilkan bisa menjadi terlalu kasar atau terlalu berminyak. Hal semacam ini jelas akan berdampak buruk untuk para pelanggan nibblers. Lalu, apakah ada minyak goreng yang paling cocok untuk menggoreng ikan? Mari simak hasil penelusuran kami. Pertimbangan Memilih Minyak Goreng Jenis minyak goreng yang nibblers pilih akan berpengaruh besar pada kerenyahan, rasa, dan tekstur ikan yang kalian goreng. Jadi sangatlah penting untuk memilih minyak goreng yang tepat. Berikut ini beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat memilih minyak untuk menggoreng ikan Titik asap. Titik asap adalah suhu saat minyak mulai panas, rusak, dan tidak dapat digunakan. Saat menggoreng ikan secara deep fry, sebaiknya gunakanlah minyak goreng yang memiliki titik asap yang tinggi karena kita akan menggoreng ikan dalam suhu yang tinggi. Rasa. Cita rasa ikan itu lembut, jadi pastikan memilih minyak dengan rasa yang netral sehingga tidak mengubah rasa ikan goreng. Transfer rasa. Jika menggoreng berbagai masakan dalam minyak yang sama, nibblers harus memilih minyak yang mampu mencegah transfer rasa. Minyak Terbaik untuk Menggoreng Ikan Jenis Minyak Titik Asap Keuntungan Peanut Oil 232 °C Harga peanut oil cukup terjangkau dan minyak ini punya rasa yang netral sehingga tidak akan memengaruhi cita rasa ikan goreng. Selain itu, peanut oil juga mencegah terjadinya transfer rasa. Canola Oil 204 °C Canola oil memiliki titik asap yang tinggi serta rasa yang netral. Minyak ini juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 yang tinggi, sehingga membuat minyak ini menjadi pilihan yang lebih sehat daripada lainnya. Cottonseed Oil 232 °C Cottonseed oil memiliki titik asap yang tinggi. Harganya juga terjangkau sehingga ini bisa menjadi pilihan ideal jika restoran sangat sering menggoreng ikan dalam jumlah yang sangat besar. Coconut Oil 232 °C Coconut oil merupakan pilihan tersehat jika ingin menggoreng ikan secara deep fry. Rasanya juga netral dan mencegah terjadinya transfer rasa saat harus menggoreng bahan makanan yang berbeda dalam waktu bersamaan. Jenis Ikan Terbaik untuk Digoreng Deep Fry Ada banyak sekali jenis ikan, namun tidak semuanya enak untuk digoreng secara deep fry. Saat memilih jenis ikan untuk digoreng, carilah ikan yang memiliki rasa netral dan tidak terlalu berminyak. Selain itu, ikan berdaging putih biasanya menjadi pilihan ikan terbaik untuk digoreng deep fry. Berikut beberapa jenis ikan yang bisa nibblers pilih Ikan Lele Gurame Nila Cod Alaska Udang Saat memilih ikan untuk digoreng deep fry, sangatlah penting untuk memilih ikan yang punya rasa netral dan tidak berlemak. Selain itu, banyak ikan air tawar juga yang bisa digoreng, seperti ikan lele atau nila. Sebaiknya hindari menggoreng salmon, tuna, atau ikan kakap karena jenis ikan ini bertekstur padat dan berminyak, sehingga tidak cocok untuk digoreng. Tips Menggoreng Ikan Deep Fry Setelah memutuskan jenis minyak apa yang cocok untuk kondisi restoran, sekarang adalah waktunya untuk belajar menggoreng ikan. Ada beberapa tips yang bisa membantu nibblers menghasilkan masakan ikan yang lezat dan renyah kepada para pelanggan Ikan itu sangat lembut dan ketika terkena panas yang tinggi, tekstur ikan akan lebih cepat menjadi kasar dan keras. Jadi pastikan untuk melapisi ikan dengan adonan sebelum menggorengnya secara deep fry. Adonan akan melindungi ikan dari minyak panas dan mengunci kelembaban yang terdapat dalam ikan. Hasilnya, ikan yang digoreng akan sempurna dan tetap lembab di bagian dalam. Pastikan nibblers menggoreng masakan ikan pada suhu yang tepat. Jika suhunya terlalu tinggi, ikan akan hangus dan terbakar. Sebaliknya, jika terlalu rendah, adonan ikan akan menyerap terlalu banyak minyak sehingga menghasilkan tekstur yang sangat berminyak. Suhu terbaik untuk menggoreng ikan adalah 182-193 °C. Jika nibblers harus menggoreng banyak ikan, pastikan penggorengan atau fryer sudah diatur ke suhu yang tepat. Untuk mencegah suhu penggorengan menurun, nibblers dapat mengaturnya ke suhu yang lebih tinggi. Tidak sulit bukan memilih minyak goreng, jenis ikan, serta memasak ikan dengan cara deep fry? Semua hal di atas memang perlu dipertimbangkan baik-baik agar nibblers dapat menyajikan masakan ikan yang tak ada duanya untuk pelanggan. Photos source Pixabay
cara membuat minyak ikan secara tradisional